1. Perilaku
Konsumen
Perilaku
konsumen memiliki banyak definisi dari sudut pandang beberapa ahli, sebagai
berikut :
• Pengertian Perilaku Konsumen Menurut
Para Ahli
1.
Menurut Loudon dan Bitta (1995)
Mencakup
proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik
dalam pengevaluasian, perolehan, penggunaan dan mendapatkan barang atau jasa.
2.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995)
Pemahaman
terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung
dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan
jasa, serta termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
tersebut.
3.
Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007)
Merupakan
studi tentang bagaimana individu, kelompok atau organisasi melakukan proses
pemilihan, pengamanan, penggunaan dan penghentian produk, jasa, pengalaman atau
ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen dan masyarakat.
4.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007)
Merupakan
studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber
daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan
barang atau jasa yang akan dikonsumsi.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku
konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga
jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
pertimbangan yang matang.Akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu
sisi dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya
agar diperoleh kepuasan maksimal di sisi lainnya, maka timbullah perilaku
konsumen.
Contoh perilaku konsumen sebelum membuat
keputusan pembelian
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor
sebagai berikut :
a.Faktor
Eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial,
kebudayaan, strategi marketing, dan kelompok referensi. Kelompok referensi
sendiri merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak
langsung pada sikap dan perilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi
perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen
dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar dan
pengaruh dikalangan masyarakat dalam hal selera konsumsi sehingga menyebabkan
sebagian besar kalangan masyarakat mengikuti selera dari anggota kelompok tersebut
dan menimbulkan keseragaman dalam perilaku konsumsi dikalangan masyarakat.
b.Faktor
Internal
Faktor-faktor
yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya
hidup, kepribadian dan belajar. Belajar adalah perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia
diperoleh dari mempelajari sesuatu atau pengalaman.
2. Pendekatan Perilaku Konsumen
a.Pendekatan
Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut
pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan
(misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah
kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar
jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Konsumen
yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat
pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung
pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi
equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan
pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat
kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility)
dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan
menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau
jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya
perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Asumsi dari pendekatan ini
adalah sebagai berikut:
1.Konsumen
rasional
Artinya
konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2.Berlaku
hukum Diminishing marginal utility
artinya
yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah
barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
3.Pendapatan
konsumen tetap
Artinya
untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan
yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam
pendekatan kardinal harganya melonjak.
4.Uang
mempunyai nilai subyektif yang tetap
Artinya
uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal
semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat
memenuhi kebutuhan mereka..
5.Total
utility
Adalah
additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang
adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh
tindakan
mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b.Pendekatan
Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam
Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam
teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi
2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi
dari pendekatan ini adalah:
1.Konsumen
rasional
Artinya
konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2.Konsumen
mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan
urutan
besar kecilnya daya guna
Artinya
konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
3.Konsumen
mempunyai sejumlah uang tertentu
Artinya
konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
4.Konsumen
selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
Artinya
konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang
terbatas untuk
memenuhi
kebtuhan mereka.
5.Konsumen
konsisten
Artinya
bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak
berlaku sebaliknya
6.Berlaku
hukum transitif
Artinya
bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih
disukai daripada C
3. Definisi dari Elastisitas Harga
Elastisitas
adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan
perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar
kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Konsep elastisitas ini
digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang atau jasa dinaikkan.
Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan
sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman
seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan
dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh.
Sebagai
contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang
produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan
menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya
menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi
sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga
ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang
ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya
produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus
mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu
keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau
seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh
persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
“Besar
kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien
elastisitas atau indeks elastisitas”
4. Macam-macam Elastisitas
Macam-macam
Konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
adalah :
• Elastisitas harga permintaan (Ed)
Digunakan
untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya
perubahan harga barang itu sendiri.
KRITERIA
UKURAN :
• Ed > 1 : Elastis
• Ed < 1 : In Elastis
• Ed = 1 : Unitary
• Ed = 0 : In Elastis Sempurna
• Ed = ~ : Elastis Sempurna
Hal-Hal
Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1.
Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang
lain.
2.
Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
3.
Jangka waktu analisa.
4.
Jenis barang.
• Elastisitas harga penawaran (Ws)
Elastisitas
Penawaran mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang di tawarkan
akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan.jika elastisitas
permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta dan elastisitas penawaran
kuantitasnya adalah kuantitas yang di tawarkan.rumus elastisitas penawaran
tersebut adalah sebagai berikut (elastisitas busur):
• Elastis Silang (Ec)
Untuk
mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang
berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang
berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
• Elastisitas Pendapatan (Ey)
Untuk
mengukur perubahan jumlah barang yang diminta akibat dari adanya perubahan
pendapatan dalam rumus dituliskan sebagai berikut:
5. Surplus ekonomi
Surplus Ekonomi
Surplus konsumen = selisih antara
jumlah yang konsumen
sanggup membayar dengan yang harus
dibayar.
Surplus produsen = selisih antara
jumlah yang diterima dengan
mereka yang harus diterima.
Nama : Indah Kristyanti
NPM : 1A112060
Kelas : 2KA42
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id